Mungkin tidak ada satupun umat Katholik yang terkejut mendengar kabar tentang meninggalnya Paus Paulus Yohanes II pada hari Sabtu, 3 April 2005 pukul 21.37 waktu Vatikan (Minggu, 4 April 2005 pukul 02.37 WIB). Beberapa saat sebelum ia meninggal jutaan umat Katholik dari seluruh penjuru dunia tak henti-hentinya mendoakan sosok yang memiliki nama asli Karol Josef Wojtyla Bahkan pihak Vatikan sendiri sebelumnya telah melaksanakan Sakramen Pengurapan yang khusus diberikan kepada seseorang sebelum ia menghadap Sang Pencipta. Hal ini dilakukan mengingat kondisi Paus yang terus memburuk, terutama setelah ia terkena penyakit Parkinson.
Walaupun demikian kepergian Paus yang menjabat sebagai Paus selama 26 tahun ini tetap saja menimbulkan luka yang mendalam bagi umat manusia, bukan hanya bagi orang Katholik. Setelah mother Teresa yang gencar menyuarakan kemanusiaan melalui perbuatannya pergi, kini dunia kehilangan sesosok pemimpin spiritual yang berani menyuarakan jalan Tuhan sekalipun pemimpin yang lain berlawanan dengan dia. Karena keberaniannya bersuara inilah ia pernah ditembak oleh Mehmet Ali Agca, seorang warga Turki di Lapangan Santo Petrus pada tahun 1981 silam. Walaupun kondisinya waktu itu sudah kritis namun Tuhan masih menginginkan dia untuk menyuarakan kebenaran Allah pada umat manusia. Masih membekas dalam ingatan semua orang bahwa dia adalah Paus pertama yang mengunjungi sinagoge untuk bergaul dengan orang Yahudi. Suatu perbuatan yang tidak pernah dilakukan oleh Paus sebelumnya. Selain itu Paus Yahones Paulus II juga terkenal karena kedekatannya dengan umat Katholik di seluruh penjuru dunia. Sebanyak 129 negara pernah beliau kunjungi (termasuk Indonesia) dalam perjalanannya sebanyak 170 kali. Tidaklah heran jika kemudian majalah Time pada tahun 1994 menobatkan beliau sebagai "Man of the Year".
Keberaniannya untuk menyuarakan kebenaran Allah inilah yang membuat para pemimpin dunia menaruh hormat pada dirinya. Sekalipun mereka tahu bahwa perbuatan mereka tidak disetujui oleh Paus. Kritikan terakhir Paus yang paling keras ialah penolakannya terhadap invansi militer Amerika terhadap Irak. Namun demikian, Presiden Bush selaku orang yang dikritik tetaplah menganggap Paus sebagai "Inspirasi Bagi Jutaan Warga Amerika dan Dunia".
Sebelum meninggal Paus Paulus Yohanes II yang lahir pada tanggal 18 Mei 1920 ini sempat berpesan, "Sampaikan salam terakhir saya kepada generasi muda."
Selamat jalan Karol Josef Wojtyla.....
dikutip dari milis penjunan dan ditulis oleh : Hardhono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar